Realisasi Tangkapan Ikan Laut Tahun 2025 di Kabupaten Malang Lampaui Target 21 Ribu Ton
MALANG (Lentera) - Dinas Perikanan Kabupaten Malang mencatat realisasi tangkapan ikan laut tahun 2025 telah melampaui target tahunan, yang sebelumnya ditetapkan sebesar 21 ribu ton. Capaian ini diklaim lebih cepat dari perkiraan, yakni telah terpenuhi sejak awal triwulan III tahun 2025.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring, mengatakan capaian tersebut mencerminkan meningkatnya aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan di wilayah pesisir selatan.
"Target di 2025 untuk tangkapan ikan sudah terpenuhi, sudah 100 persen lebih dari target," ujar Victor, dikonfirmasi pada Selasa (2/12/2025).
Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Malang, total tangkapan ikan laut hingga akhir triwulan III atau September 2025, telah mencapai 24,4 ribu ton. Victor menyebutkan, angka ini menempatkan realisasi tangkapan pada posisi surplus dibanding target tahunan.
Dijelaskannya, kenaikan volume tangkapan salah satunya dipengaruhi oleh musim ikan yang berlangsung pada periode Juni hingga September. "Selama empat bulan ini, aktivitas melaut nelayan lebih intens dan hasil tangkapan cenderung meningkat," kata Victor.
Beberapa jenis ikan tercatat menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi tersebut. Di antaranya adalah ikan tuna sebanyak 1.039,94 ton, ikan cakalang 1.589,38 ton, ikan tongkol 5.583,67 ton, ikan layur 5.944,48 ton, serta ikan layang 4.035,35 ton. Komoditas-komoditas ini, katanya, mendominasi pendaratan di seluruh titik pesisir selatan.
Victor juga menjelaskan, hasil tangkapan tersebut berasal dari berbagai area pendaratan ikan di Kabupaten Malang bagian selatan. Antara lain Pantai Licin di Desa Pujiharjo, Pantai Wedi Awu, Pantai Sendang Biru, Pantai Kondang Buntung, Pondokdadap, serta Pantai Kondang Bajul.
Selain itu, pendaratan ikan juga berlangsung di Pantai Ungapan, Pantai Kondang Merak, Pantai Bantol, Pantai Ngliyep, hingga Pantai Nglurung. Pada saat puncak musim, menurutnya beberapa titik dilaporkan mencatat pendaratan ikan yang sangat tinggi.
"Kalau lagi musim, misalnya di Sendang Biru jumlah pendaratannya bisa sampai 200 ton per hari," jelasnya.
Victor mengungkapkan, tercapainya target sebelum akhir tahun ini juga dipengaruhi dua faktor utama. Pertama, meningkatnya kemampuan nelayan dalam memperoleh permodalan secara mandiri. Kedua, adanya stimulus dari pemerintah berupa pemenuhan sarana dan prasarana melaut yang mendukung peningkatan kapasitas produksi.
Ia mencontohkan perkembangan yang terjadi di Desa Pujiharjo sebagai salah satu titik pendaratan utama. Pada 2017, jumlah kapal di desa tersebut hanya sekitar 30 unit. Namun, peningkatannya berlangsung signifikan hingga mencapai 320 kapal pada tahun ini. Kondisi ini turut didukung oleh keberadaan sekitar 3.000 nelayan lokal yang aktif melaut.
"Ya, tentunya kami berharap capaian tersebut dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan dan meningkatkan produktivitas sektor perikanan di wilayah pesisir selatan," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais





.jpg)
