15 October 2025

Get In Touch

China Jatuhkan Sanksi ke Hanwha Ocean, Babak Baru Perang Dagang dengan AS 

China Jatuhkan Sanksi ke Hanwha Ocean, Babak Baru Perang Dagang dengan AS 

BEIJING (Lentera)— Hubungan dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) kembali memenas. Kondisi ini terjadi usai Beijing resmi menjatuhkan sanksi terhadap unit perusahaan pelayaran Korea Selatan, Hanwha Ocean Co., yang beroperasi di AS. 

Langkah tersebut menandai babak baru dalam perseteruan ekonomi dua negara adidaya yang semakin meningkat menjelang pertemuan dagang tingkat tinggi.

Mengutip laporan Bloomberg, Rabu (15/10/2025) sanksi tersebut melarang individu dan lembaga asal China melakukan transaksi dengan anak usaha Hanwha Ocean di AS. Keputusan Beijing langsung memicu gejolak di pasar keuangan global pada Selasa (14/10/2025), seiring kekhawatiran investor terhadap potensi eskalasi konflik dagang.

Saham Hanwha Ocean anjlok 6,2 persen, sementara saham pembuat kapal asal China justru menguat. Kebijakan ini memperdalam persaingan lama antara kedua negara dalam dominasi industri maritim dunia.

Selama beberapa bulan terakhir, AS dan China telah saling menerapkan biaya pelabuhan khusus terhadap kapal masing-masing. Washington juga menggandeng sekutu utamanya, termasuk Korea Selatan, untuk menghidupkan kembali industri perkapalan Amerika yang sempat terpuruk. Sektor pelayaran menjadi salah satu arena penting, mengingat lebih dari 80 persen perdagangan global bergantung pada jalur laut.

“Ini bukan lagi sekadar soal tarif dan ekspor, tapi juga tentang siapa yang boleh beroperasi di pasar tertentu,” ujar Deborah Elms, Kepala Kebijakan Perdagangan Hinrich Foundation, Singapura.

Beijing kini memperketat ekspor logam tanah jarang dan beberapa komoditas strategis, sementara AS memperluas larangan bagi China untuk mengakses teknologi chip semikonduktor. Kedua negara masih berkomunikasi, tetapi belum jelas apakah bisa mencapai kesepakatan sebelum pertemuan puncak antara Donald Trump dan Xi Jinping beberapa minggu mendatang.

Langkah terbaru China ini juga berisiko mendorong Korea Selatan semakin berpihak ke Washington.

“Sanksi ke Hanwha adalah sinyal keras dari Beijing. Jika perusahaan Korea tetap bekerja sama dengan AS, ia harus siap kehilangan akses bisnis di China,” kata Jung In Yun, CEO Fibonacci Asset Management Global.

Menkeu Amerika Mengecam
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengecam langkah Beijing, menuduh China “menembakkan bazoka ke rantai pasokan dunia.” 

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan China, Liao Min, yang merupakan negosiator utama Beijing, sedang berada di Washington menghadiri pertemuan tahunan IMF–Bank Dunia dan telah melakukan pertemuan dengan tim Bessent.

Menurut Kementerian Perdagangan China, sanksi dijatuhkan karena anak perusahaan Hanwha Ocean di AS diduga membantu investigasi pemerintah AS terhadap sektor maritim China berdasarkan Section 301 Trade Act, yang dianggap “mengancam keamanan dan kepentingan nasional.”

Dalam sepuluh tahun terakhir, China telah menyalip Korea Selatan dan Jepang sebagai produsen kapal terbesar di dunia, sementara industri kapal AS nyaris stagnan. Upaya Washington di bawah pemerintahan Trump untuk membangkitkan kembali industri ini justru membuka peluang investasi besar dari Seoul senilai USD 150 miliar.

Namun kini, dengan langkah balasan Beijing terhadap Hanwha Ocean, Korsel terjepit di antara dua kekuatan besar. Konflik ini bukan hanya tentang pelayaran, tetapi juga simbol perebutan pengaruh ekonomi global.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.