15 October 2025

Get In Touch

RI Kalah Saing dengan China di Pasar Busana Muslim, Apa Solusinya?

Menkeu Purbaya didampingi oleh Kepala Bea Cukai Soetta, Gatot Sugeng Wibowo, dan Kepala Imigrasi Soekarno Hatta, Galih Priya Kartika Perdhana meninjau pelayanan operasional Bea Cukai RI di Bandara Soekarno-Hatta. (Intagram/Menkeu RI)
Menkeu Purbaya didampingi oleh Kepala Bea Cukai Soetta, Gatot Sugeng Wibowo, dan Kepala Imigrasi Soekarno Hatta, Galih Priya Kartika Perdhana meninjau pelayanan operasional Bea Cukai RI di Bandara Soekarno-Hatta. (Intagram/Menkeu RI)

OPINI (Lentera) -‎Menteri Keuangan Yudhi Sadewa menyoroti dominasi produk China di pasar busana muslim Indonesia yang mencapai 99 persen.  

‎Soal yg pertama menghawatirkan,  ke-khasan  budaya busana muslim secara berangsur-angsur akan berwajah budaya asing. Suatu penjajahan  samar-samar menggerus  secara sistematis dan berbahaya.

‎Kronologisnya bermula ketika pasar domestik Indonesia menjadi target utama produsen tekstil global karena jumlah penduduknya yang besar, lebih dari 270 juta jiwa. 

‎China, sebagai eksportir tekstil terbesar di dunia, memanfaatkan peluang ini dengan menguasai lebih dari 31 persen pasar global, termasuk segmen busana muslim.

‎Purbaya terkejut mengetahui fakta ini saat menghadiri sebuah acara fashion show yang didukung oleh Bank Indonesia. Meskipun desain busana muslim lokal bagus, namun mayoritas produk yang beredar di pasar Indonesia justru berasal dari China.

‎Purbaya akan memberantas barang ilegal untuk meningkatkan daya saing produk lokal. Tujuannya  mengurangi dominasi produk impor China di pasar busana muslim Indonesia. 

‎Dominasi produk China tersebut menimbulkan kekhawatiran kedua,  menyebabkan industri tekstil dan garmen lokal sulit bergerak dan akan gulung tikar. Bisa jadi ini berkembang  akibat ketidakmampuan bersaing dengan harga murah produk impor. 

‎Menteri  Purbaya  akan memanggil pengusaha untuk membahas strategi meningkatkan daya saing produk lokal. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor.

‎Produk impor kata Purabaya,  sering kali tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga membahayakan konsumen. 

‎Karena itu pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas produk dalam negeri untuk bersaing di pasar global dan memperkuat ekonomi nasional.

‎Langkah pemerintah untuk melindungi industri lokal dinilainya  sangat penting guna menjaga keberlangsungan industri dan meningkatkan kualitas produk dalam negeri.

‎Menurut catatan,  sebenarnya Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, seperti menerapkan safeguard pada Oktober 2025. 

‎Namun, regulasi yang pro-impor masih menjadi hambatan bagi industri tekstil dan garmen lokal. Ekonom Senior INDEF Enny Sri Hartati punya beda pandangan, bahwa kondisi ini bukan karena kualitas produk lokal yang buruk, melainkan karena regulasi yang masih berpihak pada impor. 

‎Deretan kekurangan

‎Banyak  kekurangan produk busana yang harus diurus: harga yang relatif tinggi, kualitas kurang  bervariasi, kurangnya promosi dan pemasaran yang efektif, ketergantungan pada teknologi yang sudah usang dan  keterbatasan akses ke pasar global.  

‎Disini sebenarnya intervensi  pemerintahan dihadirkan dengan solusi. 

‎Faktor-faktor yang  dapat membuat harga jual produk busana lokal menjadi tidak kompetitif dibandingkan dengan produk impor : biaya bahan baku dan tenaga kerja,  keterbatasan teknologi dan infrastruktur yang memadai, biaya pemasaran dan distribusi yang mahal, pajak dan biaya lain-lain yang dibebankan kepada produsen.  Yang paling berat, ketergantungan pada bahan baku impor yang harganya tidak stabil. 

‎Dari faktor - faktor gelap tersebut, maka pergerakan yang dilakukan pemerintah tidak cukup hanya memberantas produk impor melainkan ada kisi - kisi sulit yang perlu diurus dan diselesaikan lebih dulu sebagaimana kesulitan - kesulitan diatas tadi. 

‎Strategi jitu 

‎Cara yang mendesak bagaimana pemerintah menaikkan tarif impor produk tekstil untuk melindungi industri lokal dari dominasi impor terutama China, termasuk bagaimana regulasi diterapkan secara ketat. Strategi jitu ini akan berperan memukul impor  lebih tegas. 

‎Termasuk kekuatan memberantas barang ilegal dan meningkatkan kualitas produk lokal agar dapat bersaing di pasar domestik dan global.

‎M. Rohanudin|Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.