
SURABAYA (Lentera) – Universitas Airlangga (Unair) menegaskan komitmennya untuk melindungi mahasiswa sekaligus mengawal demokrasi, menyusul penangkapan seorang mahasiswa Unair dalam aksi demonstrasi di Surabaya beberapa waktu lalu.
Direktur Kemahasiswaan Unair, Prof. Hadi Shubhan menyampaikan pihak kampus langsung memberikan pendampingan hukum kepada mahasiswa yang diamankan aparat.
“Memang ada satu mahasiswa Unair yang diamankan, tapi hanya satu hari dan sudah dibebaskan. Di luar itu, tidak ada korban serius dari mahasiswa Unair,” kata Prof. Hadi, Rabu (3/9/2025).
Ia menuturkan, pihaknya akan terus memantau situasi dan memberikan advokasi bila diperlukan. Meski begitu, Prof. Hadi mengingatkan, agar mahasiswa tetap mengedepankan cara damai dalam menyampaikan aspirasi.
“Kami memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berserikat dan berpendapat, tentu dalam koridor hukum yang berlaku,” tuturnya.
Menurutnya, kebebasan akademik dan ruang demokrasi harus dijaga, namun tetap disalurkan secara kritis tanpa tindakan anarkis.
“Kami mendukung mahasiswa yang kritis, tapi harus tetap sesuai aturan, tidak anarkis, dan tidak merugikan masyarakat luas,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Rektor Unair, Prof. Dr. Muhammad Madyan yang mengimbau semua pihak, untuk menahan diri di tengah memanasnya situasi sosial politik.
“Demonstran hendaknya mengedepankan jalan damai, sementara elit politik juga perlu lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Jangan sampai ucapan mereka justru menyakiti hati masyarakat,” ujarnya.
Prof. Madyan menekankan, perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai penyeimbang dalam dinamika bangsa. Selain melindungi mahasiswa, Unair mendorong pemerintah agar lebih serius menangani akar persoalan sosial, politik, dan ekonomi yang memicu gejolak.
“Unair akan terus berkomitmen menjaga kondusivitas, mendampingi mahasiswa, dan ikut serta memberi solusi agar bangsa ini tetap berdiri kokoh di atas persatuan,” pungkasnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais