03 December 2025

Get In Touch

Inflasi November di Kota Malang Terkendali, Pasokan Beras dan Ayam Bantu Redam Kenaikan Harga

Ilustrasi: Pedagang sembako di Pasar Blimbing, Kota Malang. (Santi/Lentera)
Ilustrasi: Pedagang sembako di Pasar Blimbing, Kota Malang. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Inflasi Kota Malang pada November 2025 tercatat terkendali, seiring terjaganya pasokan beras dan ayam yang membantu meredam tekanan kenaikan harga sejumlah komoditas lainnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan tersebut berada di angka 0,16 persen (month to month/mtm), lebih rendah dibandingkan Oktober 2025 yang mencapai 0,31 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina menjelaskan inflasi November 2025 dipengaruhi oleh kenaikan harga pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Kelompok pengeluaran ini memberikan andil inflasi terbesar dengan kontribusi 0,08 persen.

"Sejumlah komoditas yang mendorong inflasi November antara lain emas perhiasan, tomat, cabai merah, bawang merah, dan kacang panjang," ujar Febrina, dalam pernyataan resmi tertulisnya, Selasa (2/12/2025).

Disebutkannya, emas perhiasan menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,06 persen, disusul tomat sebesar 0,03 persen. Sementara cabai merah, bawang merah, dan kacang panjang masing-masing memberi andil 0,02 persen (mtm).

Kenaikan harga emas perhiasan, kata Febrina, disebabkan masih berlanjutnya tren kenaikan harga emas hingga November 2025. Di saat yang sama, kenaikan harga komoditas hortikultura seperti tomat, cabai merah, dan bawang merah dipicu penurunan produksi yang terjadi di tengah permintaan masyarakat yang meningkat.

"Curah hujan yang tinggi pada periode tersebut turut memengaruhi proses produksi dan distribusi komoditas hortikultura. Kondisi ini berdampak langsung pada ketersediaan barang di pasar sehingga mendorong kenaikan harga," katanya.

Meski demikian, tekanan inflasi bulan November tidak meningkat signifikan karena tertahan oleh sejumlah komoditas yang justru mencatat deflasi. Komoditas tersebut adalah beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Masing-masing komoditas memberikan andil deflasi sebesar -0,04 persen, -0,03 persen, dan -0,01 persen (mtm).

Penurunan harga beras dan dua komoditas unggas tersebut terjadi, karena pasokan di pasar terjaga dengan baik sepanjang November 2025.

Febrina mengatakan, tersedianya pasokan ini membuat harga tetap stabil sehingga membantu meredam tekanan inflasi yang bersumber dari komoditas lainnya.

Febrina juga menyampaikan, inflasi Kota Malang pada November 2025 cenderung melandai dan masih berada dalam rentang sasaran. Menurutnya, kondisi ini juga merupakan hasil dari langkah-langkah pengendalian inflasi yang dilakukan secara konsisten oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Sejumlah upaya TPID selama November 2025 antara lain pelaksanaan Gelar Pangan Murah (GPM) di lima kecamatan pada 19–28 November 2025. Program ini menjadi salah satu strategi menjaga keterjangkauan harga kebutuhan pokok di tingkat masyarakat.

Selain itu, TPID juga melakukan pemantauan harga bahan pokok secara berkala selama November untuk memastikan perkembangan harga tetap dalam kondisi terkendali. Pemantauan ini dilakukan di berbagai titik guna memperoleh gambaran harga yang akurat di lapangan.

TPID Kota Malang juga menyelenggarakan kegiatan penanaman cabai pada 7 November 2025 sebagai langkah menjaga ketersediaan pasokan komoditas hortikultura.

"Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang menjaga kestabilan harga cabai yang selama ini menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi," paparnya.

Upaya penguatan koordinasi juga dilakukan melalui keikutsertaan TPID Kota Malang dalam High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi Jawa Timur pada 25 November 2025 serta rapat koordinasi TPID mingguan selama bulan tersebut. Kegiatan tersebut bertujuan menyelaraskan kebijakan pengendalian inflasi antarwilayah dan antarlembaga.

Ke depan, Febrina menyebut, sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Program ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga, khususnya komoditas pangan strategis.

"Selain GNPIP, upaya pengendalian inflasi juga mengacu pada penguatan program 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Melalui strategi tersebut, pemerintah dan BI menargetkan inflasi tetap berada dalam sasaran 2,5 ± 1 persen (yoy)," pungkasnya.

 

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.