27 October 2025

Get In Touch

Realisasi Investasi Triwulan III Kota Malang Capai Rp2 T dari Target Rp 3,1 T

Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan. (Santi/Lentera)
Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Hingga triwulan III tahun 2025, realisasi investasi di Kota Malang tercatat mencapai sekitar Rp2 triliun. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) terus berupaya mengejar target investasi sebesar Rp3,1 triliun hingga akhir tahun.

"Realisasi itu kami menghitungnya per triwulan, ya. Sampai sekarang triwulan III, per 30 September berarti, itu sudah sekitar Rp2 triliun," ujar Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, Minggu (26/10/2025).

Dijelaskannya, pada triwulan I tahun 2025, realisasi investasi di Kota Malang mencapai Rp992,477 miliar. Terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp965 miliar dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp27,4 miliar.

Kemudian pada triwulan II, realisasi investasi tercatat sebesar Rp535 miliar. Dengan demikian, menurut Arif, secara kumulatif hingga semester I tahun 2025, total investasi yang masuk mencapai Rp1,53 triliun, dengan porsi PMDN Rp1,49 triliun dan PMA Rp38,5 miliar.

Selanjutnya, pada triwulan III tahun 2025, realisasi investasi kembali bertambah sebesar Rp544,19 miliar. Dari jumlah tersebut, PMDN berkontribusi sebesar Rp500,61 miliar dan PMA mencapai Rp43,5 miliar.

Arif menegaskan, meskipun capaian investasi hingga triwulan III telah menembus Rp2 triliun, target investasi tahun ini belum tercapai. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian target yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

"Targetnya sekarang naik jadi Rp3,1 triliun. Tahun kemarin kami targetnya Rp1,2 triliun, kemudian realisasinya tembus Rp2,8 triliun. Maka target tahun ini ditambah dua kali lipat. Tapi kami optimistis bisa tercapai," jelasnya.

"Investasi yang masuk itu juga bukan fresh money, tapi nilai investasi yang ada di Kota Malang. Artinya, pengusaha masih percaya untuk berinvestasi di sini," imbuh Arif.

Lebih lanjut, Arif juga menjelaskan PMDN masih menjadi penyumbang terbesar realisasi investasi. Persentasenya mencapai sekitar 70 persen, sedangkan PMA hanya sekitar 30 persen. Pada tahun sebelumnya, PMDN menyumbang hampir Rp2,1 hingga Rp2,2 triliun dari total investasi Rp2,8 triliun, sementara PMA berada di kisaran Rp500-600 miliar.

Untuk tahun 2025, nilai PMA di Kota Malang masih berkisar antara Rp300–400 miliar. "PMDN paling banyak tetap dari UMKM, kemudian sektor properti, real estate, dan perhotelan. Mudah-mudahan tahun ini ada tambahan dari hotel apartemen yang sudah selesai," katanya.

Untuk mempercepat pencapaian target investasi, Disnaker-PMPTSP juga gencar melakukan pemantauan rutin ke lapangan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memastikan para pelaku usaha telah melaksanakan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sesuai ketentuan.

"Kesulitannya biasanya pengusaha tidak membaca pemberitahuan di email. Padahal setiap triwulan dan semester kementerian selalu kirim pemberitahuan untuk laporan LKPM," katanya.

Sebagai upaya mengatasi kendala tersebut, Arif mengaku telah meminta nomor telepon aktif dari pelaku usaha saat proses perizinan. Nomor tersebut digunakan untuk mengingatkan pengusaha agar segera melaporkan LKPM tepat waktu.

"Biasanya kami kirim pengingat lewat SMS supaya segera laporan, karena itu berpengaruh terhadap investasi kita," tutup Arif.

Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.