
OPINI (Lentera) "BUMN Garuda banyak hutang, tapi Pensiun Karyawan masih dapat fasilitas terbang naik pesawat dengan biaya promo setiap tahun, termasuk terbang ke luar negeri," kritik netizen setelah membaca Lentera.co edisi 17/10/2025.
Ya, sepak terjang Garuda Indonesia memang pasang surut. Belakangan terjerat utang, sebesar US$405 juta atau sekitar Rp6,7 triliun.
Penyebab utamanya karena biaya operasional tinggi, seperti biaya bahan bakar dan perawatan pesawat. Terkena dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan penurunan pendapatan.
Selain itu, kesalahan manajemen, seperti kesepakatan penyewaan pesawat dengan nilai di atas rata-rata pasar. Termasuk persaingan ketat di industri penerbangan turut memperburuk kondisi keuangan Garuda Indonesia.
Begini Rencana Penyelamatan
Untuk menutup kebangkrutan akibat tekanan utang itu Garuda akan mengkonversi kepemilikan saham menjadi saham baru dalam bentuk private placement.
Cara private placement dipilih dengan menerbitkan saham baru senilai US$1,84 miliar atau sekitar Rp30,46 triliun.
Cara ini akan mencakup setoran modal tunai sebesar US$1,44 miliar dan konversi utang pemegang saham (shareholder loan) sebesar US$405 juta menjadi saham baru.
Dengan demikian, kepemilikan saham Danantara Asset Management menjadi mayoritas. Akan meningkat dari 64,54 persen menjadi sekitar 93,5 persen.
Sementara kepemilikan publik akan terdilusi (penurunan porsi kepemilikan) turun curam dari 27,46 persen menjadi sekitar 5,03 persen.
Strategi ini diharapkan dapat membangkitkan Garuda Indonesia terbang jauh ke angkasa tanpa terbelit utang. Meskipun akhirnya kepemilikan publik menjadi sangat rendah 5,03 persen.
Penggunaan Dana
Dana hasil private placement akan digunakan untuk beberapa keperluan, yaitu: 29 persen untuk modal kerja dan operasional perusahaan, 37 persen untuk peningkatan modal Citilink guna membiayai operasional dan potensi pengembalian armada Citilink.
Lainnya, 22 persen untuk ekspansi armada Garuda dan Citilink, 12 persen untuk pembayaran utang pembelian bahan bakar pesawat dari Pertamina.
Rencana private placement ini akan dibahas dalam Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 November 2025.
Dengan adanya transaksi ini, Garuda Indonesia berharap dapat meningkatkan kesehatan keuangan dan mengurangi tekanan utang, sehingga perusahaan dapat lebih kompetitif di industri penerbangan.
Fasilitas karyawan mewah
Sungguh istimewa fasilitas yang diberikan Garuda kepada para karyawannya.
Satu sisi perhatian Garuda Indonesia memberikan fasilitas berlebih kepada para pensiunan diatas usia kerja 20 tahun patut apresiasi.
Disi lain ada yang mengetik terlalu berlebihan karena menjadi beban Garuda. Tapi apa betul mereka para pensiunan masih mendapat fasilitas jalan-jalan ke luar negeri?
Fasilitas bagi mereka yang masih aktif
Karyawan aktif menerima sederet fasilitas, termasuk tunjangan kesehatan, perumahan, pendidikan, dan transportasi.
Selain itu, mereka juga mendapatkan asuransi kesehatan, asuransi jiwa, program pensiun, serta cuti tahunan dan sakit.
Fasilitas lainnya mencakup jaminan kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, tunjangan makan, dan insentif jam lembur.
Karyawan juga dapat mengikuti program pengembangan diri dan acara tahunan Family Gathering. Beberapa jabatan tertentu juga mendapatkan mobil operasional.
Sungguh Garuda Indonesia dari tahun ke tahun hanya menyajikan utang ditengah keistimewaan fasilitas karyawan yang berlebih.
Membuat publik bertanya, kapan Garuda Indonesia bisa kembali mengangkasa dengan keuangan yang sehat dan layanan yang prima, bukan hanya sekedar terbang di atas kertas.
Penulis: M.Rohanudin|Editor: Arifin BH