
MALANG (Lentera) - Operasional Transjatim di wilayah Kota Malang dipastikan dimulai pada akhir November 2025. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan langkah awal pelaksanaan layanan transportasi tersebut akan didukung dengan penganggaran feeder menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) 2025.
"Kemarin Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) provinsi datang menemui saya, menyampaikan ada beberapa jalur-jalur yang akan dilewati. Insyaallah Transjatim akan beroperasi akhir November tahun ini," ujar Wahyu, Kamis (16/10/2025).
Wahyu menjelaskan untuk tahap awal, pembiayaan feeder Transjatim akan diambil dari dana BTT Tahun Anggaran 2025. Kebijakan ini dilakukan agar pelaksanaan feeder dapat segera dilakukan tanpa menunggu penganggaran melalui APBD 2026.
Menurutnya, penggunaan dana BTT diprioritaskan untuk kebutuhan paling mendesak. Agar operasional Transjatim dapat berjalan sesuai jadwal. Ia memastikan perencanaan penggunaan dana tersebut tetap melalui perhitungan dan tahapan administrasi yang sesuai aturan.
"Feeder itu butuh anggaran, dan masih kami hitung. Di awal ini kami gunakan BTT untuk yang paling prioritas, mana dulu yang harus dijalankan. Tahun depan baru kami anggarkan lewat APBD," jelasnya.
"Saya juga sudah sampaikan ke driver angkot dan paguyubannya. Kami akan bantu untuk mensejahterakan. Buktinya, mereka menerima dan mendukung, tapi tetap berharap agar nasib angkot diperhatikan," imbuhnya.
Wahyu menegaskan, pelibatan sopir angkot tidak hanya bersifat simbolik. Dalam skema yang dirancang bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, para sopir angkot akan dilibatkan secara langsung sebagai tenaga teknis di Transjatim, termasuk sopir dan teknisi mesin.
"Jumlahnya 15 armada, termasuk satu cadangan. Jadi mereka akan bergantian. Harapan kami mereka bisa diterima," kata Wahyu.
Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, ini mengatakan, langkah tersebut merupakan bagian dari arahan Gubernur Jawa Timur agar pelaksanaan Transjatim juga memperhatikan kesejahteraan para sopir angkot di daerah.
Pasalnya, dalam pemberitaan sebelumnya, paguyuban sopir angkot sempat menyampaikan penolakan terhadap rencana pelaksanaan Transjatim dan mengadu ke DPRD Kota Malang.
Namun, Wahyu menyebut komunikasi yang intens antara pemerintah dan perwakilan sopir kini menghasilkan kesepahaman baru.
Lebih lanjut, Wahyu menambahkan, Transjatim di Malang Raya akan memiliki empat koridor, namun pada tahap awal hanya satu koridor yang akan beroperasi. Dalam satu koridor tersebut, terdapat 15 unit armada, termasuk satu unit cadangan yang akan beroperasi secara bergantian.
"Semua rute Transjatim nanti sudah melalui area perkantoran, pendidikan, dan titik-titik aktivitas masyarakat. Jadi harapannya bisa memberikan rasa nyaman kepada penumpang dan mengurangi kemacetan di Kota Malang," pungkas Wahyu.
Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati