
GROBOGAN (Lentera) - Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah meninggal dunia di sekolah, usai diduga menjadi korban bullying teman-teman sekelasnya, Sabtu (11/10/2025).
Bocah pendiam itu disebut, kerap mengalami perundungan verbal dan fisik beberapa waktu terakhir. Kakek korban, Pujiyo mengatakan tim medis yang menyerahkan jenazah Angga setelah otopsi di RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi mengungkap adanya tanda-tanda kekerasan fisik di kepala.
"Ada benturan kepala bagian kanan kiri. Ada penggumpalan darah di otak dan tengkorak di bawah otak belakang remuk. Kata dokternya seperti itu," tutur Pujiyo saat ditemui di rumah duka di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Minggu (12/10/2025) mengutip Kompas.com, Selasa (14/10/2025).
Ia berharap, kepolisian segera mengusut tuntas kasus dugaan bullying yang menewaskan cucunya itu.
"Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Biar ada efek jera juga," tegasnya.
Jenazah Angga dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Muneng, Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, pada Minggu (12/10/2025) pagi sekitar pukul 09.40.
Orangtua Angga, Sawendra (38) dan Ike Purwitasari (34), tak kuasa menahan tangis saat mengantarkan anak sulung mereka ke peristirahatan terakhir. Ike bahkan nyaris pingsan dan harus dipapah kerabatnya.
Sebelum dimakamkan, jenazah Angga dishalatkan di mushala dekat rumahnya. Ratusan pelayat turut mengiringi prosesi pemakaman dengan berjalan kaki sejauh sekitar satu kilometer.
Menurut penuturan APR (12), teman seangkatan korban, pada Sabtu (11/10/2025) pagi. Angga sempat diadu dan berkelahi dengan salah satu teman sekelasnya, saat itu aktivitas belajar mengajar baru dimulai, tapi guru belum datang.
"Awal mulanya Angga diejek teman-temannya, lalu Angga tidak terima dan berkelahi. Angga dipukuli kepalanya dan kemudian berhenti. Itu saat jam ketiga, tapi belum ada guru," kata APR, siswi kelas VII F yang ruangan kelasnya berdampingan dengan kelas VII G, tempat Angga belajar, saat ditemui di rumah duka di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan mengutip Kompas.com, Minggu (12/10/2025) pagi.
Bullying yang dialami Angga terus berlanjut hingga jam pelajaran selanjutnya. Menurut APR, ketika pukul 11.00 WIB, Angga kembali menerima perundungan dari teman-teman sekelasnya.
Saat itu, Angga dikerubungi teman sekelasnya dan diadu dengan salah seorang rekannya, AD (12).
"Kamu beraninya sama siapa? Lalu Angga berkelahi dengan AD hingga kepala Angga kena pukul berkali-kali. Dia kejang-kejang dan dibawa ke UKS, tapi meninggal. Saat itu jam pelajaran, tapi guru belum datang," tutur APR.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Sukatno angkat bicara soal kematian Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII G yang diduga meninggal dunia akibat bullying atau penganiayaan oleh teman-teman sekelasnya, Sabtu (11/10/2025).
Sukatno mengaku, pihak sekolah sangat terpukul atas insiden tersebut. Menurutnya, peristiwa yang merenggut nyawa siswa asal Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer itu terjadi saat jam istirahat kedua, tepatnya sekitar pukul 11.10 WIB.
“Saya syok dan prihatin. Kenapa hal itu bisa terjadi. Itu pas jam istirahat kedua. Kami akan terus melakukan evaluasi meski sosialisasi soal bahaya bullying dan sebagainya sudah sering kita upayakan,” ujar Sukatno saat ditemui di sekolah diberitakan Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Dugaan perundungan atau penganiayaan tersebut terjadi di teras ruang kelas VII G, yang terletak di lantai dua dan disebut cukup jauh dari ruang guru.
“Kejadian pukul 11.10 saat istirahat kedua. Jadi waktu itu kami tidak tahu. Tiba-tiba ada siswa yang lapor dan kami langsung ke UKS membawa Angga ke Puskesmas. Namun Puskesmas menyatakan Angga sudah meninggal,” jelas Sukatno.
Ia menyayangkan, peristiwa ini bisa terjadi di kelas yang dikenal sebagai kelas unggulan.
“Kelas VII G kelas paling baik dibanding kelas VII lainnya. Kami memohon maaf sebesar-besarnya dan berduka cita atas meninggalnya siswa kami, Angga Bagus Perwira,” tambahnya.
Pasca kejadian, pihak sekolah langsung melaporkan insiden ke Polres Grobogan.
Jenazah Angga juga dibawa ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, untuk dilakukan autopsi atas permintaan keluarga.
“Kami dimintai keterangan di Unit PPA Satreskrim Polres Grobogan. Kami sangat prihatin dan kami harap segera terungkap. Kami percayakan kepada polisi,” pungkasnya.
Hasil autopsi menunjukkan adanya penggumpalan darah di kepala, yang mengindikasikan kekerasan fisik. Polres Grobogan hingga kini masih memeriksa banyak saksi, termasuk teman sekelas, guru, dan kepala sekolah, untuk mengungkap fakta sebenarnya.
Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Rizky Ari Budianto mengatakan kasus kematian Angga masih didalami, dengan memeriksa sejumlah saksi, di antaranya teman-teman sekolah korban termasuk para guru SMPN 1 Geyer.
"Masih proses pemeriksaan semua. Saksi yang diperiksa banyak," kata Rizky.
Editor: Arief Sukaputra