
JAKARTA (Lentera)— Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menegaskan bahwa biaya perawatan medis akibat dugaan keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, selama kasus tersebut tidak berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Selama tidak ditetapkan sebagai KLB, BPJS menanggung biaya perawatan bagi peserta yang terdampak,” ujar Ghufron di Jakarta, Kamis (9/10/2025). Ia menambahkan, apabila terjadi KLB lokal, tanggung jawab pembiayaan beralih kepada pemerintah daerah.
Namun, Ghufron menegaskan bahwa jaminan pembiayaan hanya berlaku bagi peserta aktif BPJS Kesehatan. “Kami hanya bisa menanggung yang terdaftar sebagai peserta BPJS,” tegasnya.
Kementerian Kesehatan mencatat hingga pertengahan September 2025 terdapat 60 kasus keracunan MBG dengan lebih dari 5.200 penderita. Sementara data BPOM mencatat sedikitnya 55 kasus dengan 5.320 korban, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus tertinggi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut seluruh data kejadian keracunan MBG kini dikumpulkan dan diverifikasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN). “Data sudah kami serahkan ke BGN. Nantinya BGN yang akan mempublikasikannya,” ujarnya.
Laporan tersebut dihimpun melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sekolah-sekolah yang terhubung langsung dengan sistem pelaporan puskesmas. Budi juga memastikan pemerintah akan menindak tegas penyelenggara program makan bergizi yang tidak mematuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.
Kasus Baru di Kalimantan Selatan
Sementara itu, dugaan keracunan kembali terjadi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (9/10/2025). Puluhan siswa dilaporkan mengalami mual, muntah, dan lemas setelah menyantap menu MBG di sekolah.
Seorang wali siswa, Diroh, mengungkapkan bahwa anaknya harus dirawat di RS Ratu Zalecha Banjarmasin karena gejala yang cukup parah. “Anak saya muntah terus dan mengeluh sakit perut setelah makan di sekolah,” ujarnya kepada wartawan.
Ia menambahkan, kasus serupa pernah terjadi sebelumnya namun kali ini lebih parah. “Sudah beberapa kali anak-anak sakit perut setelah makan, tapi baru sekarang sampai dirawat di rumah sakit,” katanya.
Petugas medis setempat kini tengah menangani para siswa yang dirawat, sementara pihak Bareskrim Polri dikabarkan turun tangan untuk melakukan asistensi penyelidikan penyebab pasti keracunan MBG di wilayah tersebut.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber