
SEMARANG (Lentera) - Dari total 55 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Semarang, baru tiga yang mengantongi Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS).
Menanggapi hal ini, pihak Dinas Pendidikan Kota Semarang mendesak para penyedia untuk segera mengajukan sertifikasi demi menjamin makanan yang diterima siswa tidak basi dan aman dikonsumsi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto pun meminta peran sekolah, untuk menjamin MBG benar-benar layak dikonsumsi anak. Serta sudah berkoordinasi dengan tim MBG.
"Pengajuan SLHS melalui dinas kesehatan oleh SPPG," kata Bambang kepada kompas.com, Jumat (3/10/2025) dikutip, Sabtu (4/10/2025).
Dalam waktu dekat, Dinas Pendidikan Kota Semarang akan melakukan monitoring lapangan untuk memastikan SPPG berjalan sesuai aturan.
"Rencana pantauan Satgas MBG ke SPPG di Kota Semarang," ujarnya.
Selain itu, Dinas Pendidikan Kota Semarang akan memaksimalkan peran sekolah untuk menjamin MBG benar-benar layak dikonsumsi oleh pelajar.
"Penguatan peran UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) mengawasi keamanan pangan MBG bersama dinas kesehatan dan dinas ketahanan pangan," lanjut Bambang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam tidak membantah kabar jumlah SPPG yang bersertifikat LSHS baru segelintir.
"Baru tiga (SPPG bersertifikat LSHS)," kata Hakam saat dikonfirmasi.
Hakam juga tidak menjelaskan secara detail, upaya antisipatif Pemerintah Kota Semarang agar tak keracunan seperti sejumlah siswa daerah lain.
Dia hanya menyampaikan total jumlah SPPG yang ada di Kota Semarang.
"Ada 55 (SPPG)," jawabnya singkat.
Editor: Arief Sukaputra