
JAKARTA (Lentera)-Harga emas global kembali menembus rekor baru setelah dolar AS melemah dan kekhawatiran potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat semakin meningkat.
Kenaikan harga emas global langsung berdampak pada pasar domestik. PT Aneka Tambang (Antam) Tbk mencatat harga emas batangan 24 karat hari ini, Selasa (30/9/2025), naik Rp15.000 menjadi Rp1.420.000 per gram. Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas oleh Antam dipatok di Rp1.310.000 per gram.
Lonjakan ini membuat harga emas Antam menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di Indonesia. Analis memperkirakan tren penguatan masih berlanjut seiring ketidakpastian global dan pelemahan dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (30/9/2025) harga emas batangan di pasar internasional naik 1,4 persen hingga mencapai USD 3.812,05 per ons, melampaui rekor sebelumnya pada 23 September lalu. Reli ini memperpanjang tren kenaikan harga emas yang telah berlangsung enam pekan berturut-turut.
Tidak hanya emas, komoditas logam mulia lain juga ikut menguat. Perak melonjak 2,4 persen, sementara platinum dan paladium terdorong naik akibat pasokan yang ketat serta meningkatnya aliran dana investasi di ETF berbasis logam mulia.
Pelemahan dolar terjadi menjelang pertemuan penting antara Presiden Donald Trump dan pimpinan Kongres AS terkait RUU belanja jangka pendek. Ketidakpastian ini memperbesar risiko penutupan pemerintahan yang bisa menunda rilis data ketenagakerjaan. Situasi tersebut semakin menguatkan prospek pelonggaran kebijakan suku bunga oleh The Fed, yang pada gilirannya membuat emas kian diminati sebagai aset lindung nilai.
Sepanjang 2025, harga emas dunia sudah melesat sekitar 45 persen, didorong oleh pembelian besar-besaran bank sentral serta pemangkasan suku bunga. Kepemilikan emas di ETF bahkan menembus level tertinggi sejak 2022. Sejumlah bank besar seperti Goldman Sachs dan Deutsche Bank memprediksi reli ini masih berpotensi berlanjut.
Editor:Widyawati/berbagai sumber