05 September 2025

Get In Touch

Polda Jabar Tangkap Delapan Provokator Pembakaran Wisma MPR di Bandung

Delapan tersangka saat dihadirkan dalam ungkap kasus provokator pembakaran Wisma MPR RI di Mapolda Jawa Barat, Kota Bandung, Kamis (3/9/2025). (foto:ist/Ant)
Delapan tersangka saat dihadirkan dalam ungkap kasus provokator pembakaran Wisma MPR RI di Mapolda Jawa Barat, Kota Bandung, Kamis (3/9/2025). (foto:ist/Ant)

BANDUNG (Lentera) - Kepolisian Daerah Jawa Barat menangkap delapan orang yang menjadi provokator, dalam aksi pembakaran Wisma Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung pada, Jumat (29/8/2025).

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebut kedelapan tersangka ini tidak hanya menyebarkan konten provokatif melalui media sosial, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi anarkis dengan membakar Wisma MPR.

“Ada seorang perempuan yang mendapat bagian untuk menjadi pemosting, sementara rekan-rekannya memberikan tutorial pembuatan molotov. Dari sinilah ditemukan dua molotov yang diduga berbahaya,” kata Hendra di Bandung merilis Antara, Kamis (4/9/2025).

Hendra menegaskan para tersangka datang tidak melakukan orasi penyampaian pendapat, melainkan cenderung berujung pada perusakan fasilitas umum.

Menurut dia, aksi unjuk rasa yang terjadi pada 29 hingga 31 Agustus 2025 tersebut diikuti pelemparan batu, kayu, hingga molotov ke arah petugas.

“Ribuan molotov dari botol miras dan benda besi lainnya mereka lemparkan ke petugas. Banyak fasilitas umum serta kendaraan roda dua yang terparkir pun dibakar,” ujarnya.

Direktur Ditreskrimsiber Polda Jabar, Kombes Pol Resza Ramadiansah mengungkapkan para pelaku menyebarkan konten provokatif melalui media sosial, sehingga berujung kericuhan.

“Mereka memosting kalimat provokatif yang menimbulkan rasa permusuhan terhadap aparat, hingga berita bohong terkait penembakan aparat dengan peluru karet,” ujarnya.

Ia menambahkan kelompok ini juga membuat donasi yang disebar lewat media sosial dengan mencantumkan nomor rekening untuk membiayai aksi mereka.

Polisi menduga aktivitas tersebut sudah terencana serta pihaknya juga turut menemukan atribut dan bendera yang digunakan saat unjuk rasa di kos-kosan para tersangka.

“Penyidikan masih berlanjut. Kami mendalami apakah ada keterhubungan dengan kelompok lain di daerah berbeda, termasuk menelusuri jejak digital untuk mengungkap jaringan yang lebih luas,” kata Resza.

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.