Pastikan 70 Persen Sampah Tertangani, Dari Kategori Kotor Kota Batu Optimistis Raih Adipura 2026

BATU (Lentera) - Kota Batu yang sempat masuk kategori kota kotor hingga mendapat sanksi administratif dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH) kini berbenah cepat. Saat ini, sekitar 70 persen sampah berhasil tertangani, membuat Kota Batu optimistis meraih penghargaan Adipura pada 2026.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachroni mengungkapkan sanksi tersebut justru menjadi titik balik bagi Kota Batu untuk berbenah. Dalam kurun tiga hingga empat bulan terakhir, berbagai langkah perbaikan dilakukan hingga membuat Batu menjadi salah satu kota yang dianggap paling cepat merespons instruksi Menteri LH.
"Jadi Kota Batu itu kemarin juga salah satu kota yang diberikan sanksi administratif oleh Pak Menteri LH. Tetapi kemudian setelah kami berbenah, selama 3–4 bulan terakhir ini, justru Kota Batu yang memiliki potensi untuk meraih Adipura di tahun ini," ujar Dian, dikutip pada Rabu (3/9/2025).
Upaya perbaikan itu, menurutnya terlihat dari sistem pengelolaan sampah yang kini semakin masif. Berdasarkan data, sekitar 70 persen sampah di Kota Batu sudah berhasil ditangani melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R), Bank Sampah Unit, dan sejumlah fasilitas lainnya di hulu.
Sementara itu, sekitar 20-30 persen sampah lainnya masih dikelola di hilir. Meski demikian, dikatakannya, masih ada sekitar 10-15 ton sampah per hari, terutama dari pelaku usaha, yang belum tertangani.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dian mengaku, DLH telah menyiapkan program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). "Artinya, komitmen dalam waktu dekat, bisa 1–2 tahun ini, 100 persen sampah di Kota Batu terkelola," jelas Dian.
Terkait peluang meraih piala Adipura, Dian menjelaskan skema penilaian kini lebih kompleks dibanding sebelumnya. Tata kelola sampah menjadi indikator utama dengan bobot 50 persen, sedangkan 20 persen penilaian berasal dari sumber daya manusia (SDM) dan pembiayaan operasional, serta sisanya dari sarana prasarana pendukung.
"Kalau dulu lebih seperti beauty contest, ya. Penilaian hanya satu dua kali pada titik tertentu yang sudah ditetapkan. Kalau sekarang ini lebih ke melihat situasi riil seperti apa. Tim penilai juga hadir secara acak ke wilayah tanpa pemberitahuan. Jadi kesiapan dimulai dari habit masyarakat," papar Dian.
Dengan skema tersebut, dirinya optimistis Kota Batu cukup siap untuk menghadapi penilaian Adipura. Skor sementara yang diterima juga menunjukkan Kota Batu sudah masuk kategori Sertifikat Adipura. Meski begitu, DLH masih terus berupaya meningkatkan capaian agar bisa meraih Piala Adipura, bahkan Adipura Kencana.
Menurutnya, hasil akhir penilaian Adipura akan diumumkan bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada Februari 2026 mendatang.
"Maka dari itu, Kota Batu cukup optimistis. Penilaian berlangsung sampai Desember 2025, dan kami akan terus dorong agar target tercapai," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais