16 December 2025

Get In Touch

Media Asing Soroti Banjir Sumatera Tewaskan 1.000 Orang Lebih, Singgung RI Belum Minta Bantuan Internasional

Warga berjalan di antara gelondongan kayu pascabencana banjir bandang dan tanah longsong di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (11/12/2025). Sulitnya akses menuju lokasi dan terbatasnya alat berat membuat proses pembersihan terhambat sekaligus menyulit
Warga berjalan di antara gelondongan kayu pascabencana banjir bandang dan tanah longsong di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (11/12/2025). Sulitnya akses menuju lokasi dan terbatasnya alat berat membuat proses pembersihan terhambat sekaligus menyulit

SURABAYA (Lentera) -Sejumlah media asing menyoroti bencana banjir Sumatera yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dalam dua pekan terakhir.

Pemberitaan salah satunya datang dari Kantor berita yang bermarkas di Paris, Perancis, yakni Agence France-Presse (AFP).

Dalam artikel berjudul "Indonesia flood death toll passes 1,000 as authorities ramp up aid" yang diterbitkan pada Sabtu (13/12/2025) malam, AFP menyebut jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan longsor di Sumatera mencapai 1.006 orang.

Mereka menulis data itu dengan mengutip keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Selain korban meninggal, lebih dari 5.400 orang dilaporkan terluka, sementara 217 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Bencana tersebut terutama melanda tiga provinsi di Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. 

AFP menyebut, banjir kali ini menjadi salah satu bencana paling mematikan di Sumatera dalam beberapa dekade terakhir, sejak tsunami dahsyat pada 2004 yang melanda ujung utara pulau tersebut.

Lebih dari 1,2 juta warga mengungsi

Akibat kerusakan masif yang ditimbulkan banjir, lumpur, dan pohon tumbang, sekitar 1,2 juta wargaterpaksa mengungsi dan tinggal di tempat penampungan sementara.

“Sebagian besar rumah di sini sudah hilang, hancur sampai ke tanah,” ujar Sri Lestari (50), warga Aceh Tamiang, yang kini tinggal di tenda bersama tiga anaknya, sebagaimana dilaporkan AFP.

Rumah keluarga tersebut disebut hampir roboh setelah dihantam batang-batang pohon besar yang terbawa arus banjir.

“Lihat rumah kami, bagaimana bisa diperbaiki?” kata suaminya, Tarmiji (55).

Keluhan korban dan respons pemerintah

AFP melaporkan, kekecewaan mulai muncul di kalangan korban banjir, yang mengeluhkan lambatnya penyaluran bantuan ke sejumlah wilayah terdampak.

Presiden Prabowo Subianto, saat meninjau wilayah Langkat, Sumatera Utara, pada Sabtu, menyatakan kondisi di lapangan mulai membaik.

“Memang di beberapa tempat terjadi sedikit keterlambatan karena kondisi alam dan fisik wilayah, tetapi setelah saya cek, kondisi pengungsian cukup baik, pelayanan memadai, dan pasokan makanan mencukupi,” ujar Prabowo, dikutip Kompas.

Di jalan utama yang melintasi Aceh Tamiang, jurnalis AFP melihat antrean panjang truk dan kendaraan pribadi yang mendistribusikan makanan, air bersih, dan bantuan lainnya.

Namun, di sejumlah daerah, warga masih terpaksa berkemah di luar rumah karena bangunan mereka dipenuhi lumpur.

Bantuan dan biaya pemulihan

BNPB menyatakan, pada Sabtu saja, lebih dari 11,7 ton bantuan telah dikirim ke Sumatera melalui jalur darat, laut, dan udara.

Pemerintah juga mulai membangun hunian sementara bagi warga yang terdampak.

Meski demikian, biaya rekonstruksi pascabencana diperkirakan mencapai Rp 51,82 triliun atau sekitar 3,1 miliar dollar AS.

AFP kemudian menyoroti bahwa hingga kini, pemerintah Indonesia belum meminta bantuan internasional, meskipun ada sejumlah pihak yang menyarankan langkah tersebut.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlanjut, dengan potensi hujan lebat terutama di wilayah Sumatera.

Beberapa media asing lain juga melaporkan korban tewas banjir Sumatera yang terus meningkat, termasuk Kantor Berita Yaman Saba yang pada Sabtu menerbitkan artikel berjudul "Indonesia Flood Death Toll Rises".

Mereka menyinggung pula keberadaan begitu banyak orang sejumlah 1,2 juta warga yang masih berada di tempat pengungsian sementara (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.