15 December 2025

Get In Touch

Rawan Banjir, BPBD Kota Malang Siapkan Pos Siaga Hingga Jalur Evakuasi

Pemasangan rambu jalur evakuasi bencana alam di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Kamis (11/12/2025). (dok. Prokopim Kota Malang)
Pemasangan rambu jalur evakuasi bencana alam di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Kamis (11/12/2025). (dok. Prokopim Kota Malang)

MALANG (Lentera) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang meningkatkan kesiapsiagaan, menghadapi potensi banjir akibat cuaca ekstrem. Berbagai langkah mitigasi disiapkan, mulai dari pembentukan pos siaga banjir, pemetaan wilayah rawan, penetapan jalur evakuasi, hingga rencana tempat pengungsian.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno menyebutkan pihaknya telah menyiapkan struktur penanganan mulai dari pra bencana hingga pasca bencana.

"Kami harus menyiapkan pos lapangan. Kemudian untuk pra bencana, kami memetakan wilayah rawan, menyiapkan jalur evakuasi, rencana tempat pengungsian, menyiapkan personel untuk siaga juga," ujarnya, Kamis (11/12/2025).

Peningkatan kewaspadaan ini juga dilakukan seiring adanya peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait perkembangan Bibit Siklon Tropis 91S yang dapat memicu cuaca buruk pada beberapa hari ke depan. Meski 91S diprakirakan bergerak menjauhi Indonesia pada 12 Desember 2025, potensi hujan lebat tetap harus diantisipasi.

Prayitno menegaskan, pos siaga akan difungsikan sebagai pusat koordinasi ketika banjir terjadi, sehingga penanganan dapat dilakukan secara cepat dan terarah.

"Sehingga ketika ada kejadian bencana nanti bisa langsung melakukan tanggap bencana. Termasuk juga nanti ada kesiapsiagaan tim evakuasi sampai dengan adanya dapur umum," katanya.

Dijelaskannya, Kota Malang termasuk daerah yang rawan bencana hidrometeorologi, terutama banjir yang kerap terjadi akibat luapan air di beberapa kawasan permukiman. Karena itu, kecamatan dan kelurahan diminta memperkuat skenario penanganan.

"Banjir ada di titik yang sering terulang dan itu harus menjadi perhatian dari camat dan lurah," jelasnya.

Menurutnya, skenario ini penting agar aparat wilayah dapat memperkirakan risiko ketika hujan intensitas tinggi terjadi. Dengan begitu BPBD dapat mengorkestrasi dukungan personel, logistik, hingga peta wilayah rawan secara lebih efektif.

Sebelumnya, BPBD juga telah melakukan simulasi siaga bencana di sejumlah wilayah. Simulasi ini bertujuan memastikan masyarakat memahami langkah-langkah penyelamatan ketika situasi darurat terjadi.

Sebagai bagian dari mitigasi, BPBD mengoperasikan 23 unit Early Warning System (EWS) yang tersebar di lima kecamatan. Mayoritas alat tersebut dipasang di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi titik banjir berulang. 

"Selain mengandalkan pengamatan manual atau melalui mata manusia, pengawasan juga melalui teknologi sehingga bisa efektif," kata Prayitno.

Lebih lanjut, dalam menghadapi masa libur akhir tahun yang identik dengan tingginya mobilitas masyarakat, Prayitno juga mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Pihaknya mengaku terus memperbarui informasi cuaca setiap dua jam dan menyebarkan versi ringkas rilis BMKG ke seluruh kelurahan untuk memudahkan pemahaman warga.

"Setiap lurah dan kelurahan tangguh sudah memiliki forecast cuaca per hari. Dengan itu kami berharap masyarakat bisa mewaspadai," terangnya.

 

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.