MADIUN (Lentera) -Limbah dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Assalam Sumberjo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, diduga mencemari lahan pertanian warga.
Air limbah bercampur minyak yang mengalir dari dapur rumah produksi itu menimbulkan bau menyengat serta dikhawatirkan merusak kualitas tanah.
Putut Wagimitoyo, pemilik sawah terdampak, menyatakan persoalan mulai muncul sejak SPPG beroperasi melayani sekitar 2.800 porsi makanan bergizi (MBG) setiap hari untuk pelajar. Endapan limbah yang diduga berasal dari sabun, minyak, dan sisa pencucian peralatan dapur, makin menebal di lahan pertaniannya.
“Baunya kuat. Kalau dibiarkan, sawah nanti tidak bisa diolah. Endapannya makin lama makin banyak,” ujar Putut, Senin (8/12/2025).
Menurut dia, sebelum adanya SPPG, aliran air hanya berasal dari kolam ikan warga dan tidak menimbulkan masalah serius. Namun kini sejumlah petani mengeluhkan gatal-gatal saat berada di sawah.
Putut juga menyoroti minimnya komunikasi dari pengelola maupun pemerintah desa.
“Tidak ada pemberitahuan atau penjelasan sama sekali,” tegasnya.
Ia menyebut air limbah tidak masuk saluran irigasi, melainkan dialirkan ke tanah resapan sebelum akhirnya merembes ke lahan pertanian warga.
Menanggapi keluhan itu, Slamet—pemilik SPPG—membantah pihaknya membuang limbah secara sembarangan. Ia mengklaim pembuangan dilakukan ke sistem resapan dan sebagian dialirkan ke parit di sisi barat dapur produksi.
“Kalau sampai ke sawah, mungkin ada beberapa hal karena setiap rumah tangga berbeda. Parit bagian barat memang ada, tapi soal yang keluar saya tidak tahu,” ucapnya.
Saat ditanya apakah benar pipa saluran limbah mengarah langsung ke sawah, Slamet enggan memberi kepastian. “Saya tidak berani mengatakan benar atau tidak. Setahu saya masuk ke parit.”
Meski begitu, ia menyatakan bersedia memperbaiki saluran jika memang melanggar ketentuan. “Kalau harus diturunkan atau diarahkan ke saluran lain, saya siap mengikuti aturan,” pungkasnya.
Reporter: Wiwiet Eko Prasetyo|Editor: Arifin BH





.jpg)
