JOMBANG (Lentera) -Pemerintah Kabupaten Jombang menyelenggarakan Apel Gelar Pasukan dan Peralatan guna Gladi Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025, di Alun-Alun Jombang, Kamis (4/12/2025).
Agenda utama apel kali ini adalah simulasi bencana megathrust yang menggambarkan skenario gedung roboh yang menimpa kendaraan. Skenario ini dirancang untuk melatih tim tanggap dalam situasi darurat.
Tim gabungan dari BPBD Jombang, BPBD Provinsi Jawa Timur, Polres Jombang, Kodim 0814, Satuan Radar 405 Ploso, dan Basarnas bergerak cepat mengevakuasi korban, memotong material, serta memberikan pertolongan awal.
Beragam peralatan canggih pun ditampilkan, mulai dari rescue truck, skylift, motor medis, hingga perangkat komunikasi darurat yang digunakan dalam proses evakuasi.
Simulasi ini memberikan gambaran nyata tentang kesiapan daerah dalam menghadapi bencana yang memerlukan respons cepat dan terkoordinasi.
Apel dan gelar pasukan memang melibatkan berbagai unsur kebencanaan yang bertujuan memastikan kesiapan daerah dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan banjir, longsor, dan bencana lain.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan perangkat daerah, namun juga instansi vertikal, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan kelompok relawan yang memiliki peran krusial dalam mitigasi bencana.
Bupati Jombang Warsubi memimpin apel tersebut, didampingi Sekda Agus Purnomo dan Kalaksa BPBD Jombang Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas.
Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam menghadapi ancaman bencana.
Pada apel ini, Satuan Radar 405 Ploso bertindak sebagai inspektur upacara. Peserta apel terdiri dari BPBD Jombang dan BPBD Provinsi Jawa Timur, Polres Jombang, Kodim 0814, Satuan Radar 405 Ploso, Basarnas, serta berbagai dinas teknis, rumah sakit, organisasi masyarakat, dan relawan.
Bupati Jombang Warsubi menekankan pentingnya kesiapsiagaan yang terstruktur sebagai fondasi utama dalam perlindungan masyarakat.
“Tahap pra-bencana merupakan fondasi utama dalam upaya perlindungan masyarakat. Pemerintah daerah wajib memastikan personel, peralatan, dan mekanisme koordinasi berada dalam kondisi siap operasional. Kesiapan yang baik akan menentukan kecepatan respons saat bencana terjadi,” ujar Warsubi.
Perwira Upacara yang juga Kepala Pelaksana BPBD Jombang, Wiku Birawa Filipe Dias Quintas, menegaskan, simulasi ini bukan sekadar bermain peran, tetapi mempersiapkan masa depan.
“Ketika alam berbicara keras, kita mampu menjawabnya dengan tindakan, bukan ketakutan,” tuturnya.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan peninjauan peralatan dan kendaraan operasional yang dilakukan oleh Bupati Warsubi, Forkopimda, Sekda, Kalaksa BPBD, dan Ketua TP PKK Kabupaten Jombang.
Reporter: Sutono|Editor: Arifin BH




.jpg)
