Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim : Pembukaan Bandara Jember dan Dhoho Harus Dikuti Akses Transportasi
SURABAYA (Lentera) – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur mengingatkan bahwa pembukaan kembali Bandara Notohadinegoro Jember serta beroperasinya Bandara Internasional Dhoho Kediri harus diikuti dengan pembenahan akses transportasi. Pesan ini disampaikan anggota fraksi, Dewanti Rumpoko, yang menyoroti kesiapan infrastruktur sebagai kunci efektivitas dua bandara tersebut.
“Saya berdoa mudah-mudahan itu bisa secara operasional jalan terus ya,” ungkap Dewanti, Kamis (27/11/2025).
Anggota Komisi D DPRD Jatim tersebut menegaskan bahwa dua bandara itu sebelumnya sempat terhenti akibat rendahnya jumlah penumpang yang tidak sebanding dengan biaya operasional. Karena itu, Dewanti menilai pemerintah daerah perlu memastikan bahwa pembukaan bandara kali ini tidak kembali terhambat oleh persoalan serupa.
“Mudah-mudahan ini sesuatu yang luar biasa, yang bagus. Yang nantinya ada dampak terhadap potensi wisata lokal,” tegasnya.
Dewanti menyebut dua bandara itu berpeluang besar menjadi motor pertumbuhan ekonomi kawasan. “Kalau dikelola benar, saya yakin pertumbuhan ekonomi di sekitar bandara akan meningkat. Industri, UMKM, dan destinasi wisata akan bergerak,” ujarnya.
Namun Dewanti mengingatkan peluang tersebut bisa hilang bila pemerintah tidak segera menyiapkan transportasi penunjang yang layak. “Wisatawan atau tamu yang datang jangan sampai kesulitan. Harus ada transportasi yang siap, nyaman, dan terjangkau,” jelasnya.
Ia menilai fasilitas kedua bandara sudah siap. Bandara Notohadinegoro memiliki runway 1.645 x 30 meter, apron 68 × 96 meter, terminal 920 m², dan rencana pengembangan runway hingga 2.250 x 45 meter bahkan berpotensi 2.500 meter. Sementara Bandara Dhoho dilengkapi runway 3.300 x 45 meter, terminal 18.000 m² berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun, serta apron yang dapat menampung 12 pesawat narrow body dan 3 wide body.
“Bandara itu pintu. Tapi tanpa jalan yang nyaman, shuttle, feeder, dan transportasi publik yang memadai, wisatawan akan berhenti di pintunya saja,” tegasnya.
DPRD Jatim juga meminta pemerintah kabupaten/kota dan pemprov menyediakan trayek DAMRI, shuttle reguler, serta jalur penghubung wisata. Dewanti menilai data awal operasional Bandara Dhoho—yang mencatat 1.155 penumpang saat arus mudik 2024—menjadi sinyal positif.
"Ini sinyal positif bahwa minat masyarakat cukup tinggi. Tapi kalau aksesnya tidak cepat dibenahi, potensinya tidak akan maksimal,” ujarnya.
“Setiap rupiah pembangunan harus kembali ke masyarakat dalam bentuk manfaat nyata—pariwisata bangkit, usaha bergerak, dan ekonomi lokal tumbuh,” pungkasnya. (*)
Reporter: Pradhita
Editor : Lutfiyu Handi





.jpg)
