16 October 2025

Get In Touch

Utang Luar Negeri Indonesia Capai Tembus Rp7.160,7 Triliun/Agustus 2025

Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

JAKARTA (Lentera)-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 mencapai USD 431,9 miliar sekitar Rp 7.160,7 triliun (1 dollar senilai Rp16.579,Red).Angka ini meningkat 2,0 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kenaikan tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2025 yang tercatat sebesar 4,2 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik serta penurunan pertumbuhan ULN sektor swasta.

ULN pemerintah pada Agustus 2025 tercatat sebesar USD 213,9 miliar, tumbuh 6,7 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 9,0 persen (yoy) pada Juli. Perlambatan ini dipicu oleh turunnya arus modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

“Sebagai bagian dari pembiayaan APBN, utang luar negeri pemerintah dikelola secara hati-hati dan akuntabel. Dana tersebut diarahkan untuk mendukung program prioritas yang mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan ekonomi nasional,” ujar Ramdan Denny dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (15/10/2025).

Secara sektoral, ULN pemerintah paling banyak digunakan untuk mendukung jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4 persen), pendidikan (17,2 persen), administrasi pemerintahan dan pertahanan (15,7 persen), konstruksi (12,3 persen), transportasi dan pergudangan (9,0 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (8,0 persen). Hampir seluruhnya berupa utang jangka panjang (99,9 persen).

Sementara itu, ULN swasta tercatat sebesar USD 194,2 miliar, mengalami kontraksi 1,1 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi 0,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Penurunan ini berasal dari sektor non-lembaga keuangan yang menyusut 1,6 persen (yoy), sedangkan lembaga keuangan masih tumbuh 0,8 persen (yoy).

Kontributor utama ULN swasta berasal dari industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa total 81,2 persen.

Ramdan menegaskan, struktur ULN Indonesia tetap terjaga sehat, dengan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,0 persen, relatif stabil dibanding Juli yang sebesar 29,9 persen. Selain itu, 85,9 persen dari total ULN merupakan utang jangka panjang, yang dinilai lebih aman bagi stabilitas ekonomi.

“Bank Indonesia bersama pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN agar tetap mendukung pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” pungkas Ramdan.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.