15 October 2025

Get In Touch

Kisah Negeri Berpenduduk Setengah Juta Jiwa Merebut Tiket Piala Dunia...

Para pendukung tim Tanjung Verde seusai menang atas tim tamu, Eswatini, 3-0, di Stadion Nasional, Praia, Selasa (14/10/2025) WIB. Mereka lolos dengan status juara Grup D (23 poin) dalam babak kualifikasi zona Afrika (AFP)
Para pendukung tim Tanjung Verde seusai menang atas tim tamu, Eswatini, 3-0, di Stadion Nasional, Praia, Selasa (14/10/2025) WIB. Mereka lolos dengan status juara Grup D (23 poin) dalam babak kualifikasi zona Afrika (AFP)

SURABAYA (Lentera) -Tanjung Verde, negara kecil yang penduduknya hanya 550.000 jiwa, mewujudkan mimpi negara sebesar Indonesia.

Untuk kali pertama sepanjang sejarah, negara di Afrika itu merebut tiket ke babak utama Piala Dunia.

”Si Hiu Biru”, julukan Tanjung Verde, meraih tiket ke Piala Dunia seusai menang atas tim tamu, Eswatini, 3-0, di Stadion Nasional, Praia, Selasa (14/10/2025) WIB. Mereka lolos dengan status juara Grup D (23 poin) dalam babak kualifikasi zona Afrika.

Tanjung Verde, negara di lepas pantai Senegal, kini resmi menjadi negara dengan jumlah penduduk paling sedikit kedua yang lolos ke ajang empat tahunan tersebut.

Mereka hanya sedikit lebih banyak dari Eslandia, 350.000 penduduk, yang mencatatkan rekor saat lolos ke Piala Dunia Rusia 2018.

Negara kecil ini membuktikan, jumlah penduduk tidak berkorelasi dengan kesempatan tampil di Piala Dunia. Dibantu para pemain diaspora, mereka membuat sejarah dengan lolos ke Piala Dunia 2026.

Tanjung Verde tidak bisa banyak berharap dengan liga domestik. Kasta tertinggi liga mereka hanya diikuti 12 tim. Federasi sepak bola mereka mengatasi keterbatasan potensi dari dalam dengan mencari potensi dari luar, yaitu lewat para pemain diaspora seperti dilakukan Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, mereka bergantung dengan pemain yang lahir di luar negeri dari orangtua atau kakek dan nenek dari Tanjung Verde.

Kebanyakan lahir di Belanda dan Portugal. Ketergantungan terhadap pemain diaspora sangat terlihat dalam laga penentu versus Eswatini, Senin (13/10/2025).

Gol pembuka Tanjung Verde dicetak oleh penyerang Dailon Livramento yang lahir di Rotterdam, Belanda. Lalu, gol kedua mereka dihasilkan pemain sayap Willy Semedo yang lahir di Bordeaux, Perancis.

Adapun sebelas pemain starter Tanjung Verde juga berstatus diaspora. Tiga pemain berasal dari Portugal, sementara masing-masing satu dari Amerika Serikat, Irlandia, Uni Emirat Arab, Romania, Rusia, Belanda, Turki, dan Siprus. Jaringan diaspora mereka sangat luas.

Walaupun proyek terkesan instan, bukan dengan pembinaan pemain, ”Si Hiu Biru” ternyata sangat menghargai proses.

Kunci keberhasilan mereka diawali dengan sosok pelatih yang sudah membangun tim sejak Januari 2020. Bubista, mantan pemain timnas, membangun skuad perlahan dari tahun ke tahun.

Bubista, dikutip Kompas, tetap dipercaya federasi walaupun timnya tidak lolos ke Piala Afrika 2025. Federasi melihat gambaran lebih besar soal potensi skuad ke depan.

Alih-alih bereaksi gegabah dengan merekrut pelatih baru, federasi mereka mempertahankan Bubista untuk kualifikasi Piala Dunia. Kepercayaan itu pun terbayar (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.