15 October 2025

Get In Touch

Sakit Jantung Bukan Kebetulan, 99% Punya Faktor Risiko Sama

ilustrasi
ilustrasi

SURABAYA (Lentera) - Para peneliti menemukan bahwa hampir semua penderita penyakit jantung sebelumnya memiliki satu atau lebih dari empat faktor risiko utama. Hal ini menegaskan bahwa penyakit jantung umumnya tidak muncul secara tiba-tiba atau semata-mata disebabkan oleh faktor keturunan. Temuan tersebut diperoleh dari analisis data kesehatan terhadap 9 juta pasien dengan penyakit jantung dan gangguan kardiovaskular di Korea Selatan serta Amerika Serikat. 

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien memiliki empat faktor risiko utama, yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kadar gula darah tinggi, serta kebiasaan merokok, baik aktif maupun mantan perokok. Berikut penjelasannya:

Tekanan Darah Tinggi 

Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan beban kerja jantung dan merusak pembuluh darah. Jika tidak dikendalikan, kondisi ini berisiko memicu berbagai penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.

Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi dapat memicu penumpukan plak pada dinding arteri. Penumpukan tersebut membuat pembuluh darah menyempit dan menghambat aliran darah menuju jantung serta otak, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Kadar Gula Darah Tinggi

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil maupun besar, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Selain itu, pasien diabetes umumnya juga memiliki tekanan darah dan kolesterol tinggi secara bersamaan, yang semakin memperburuk risiko gangguan kardiovaskular.

Kebiasaan Merokok 

Zat kimia dalam rokok dapat merusak lapisan pembuluh darah dan menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga memperberat kerja jantung. Bahkan setelah berhenti merokok, mantan perokok tetap memiliki risiko kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok sama sekali.

Dikutip dari Sciencedirect, jika digabungkan, sebanyak 99 persen kasus serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya didahului keempat faktor risiko tersebut.

Bahkan pada wanita di bawah usia 60 tahun, lebih dari 95 persen kasus penyakit jantung dan stroke berkaitan dengan salah satu dari faktor risiko tersebut. Padahal, kelompok ini memiliki risiko paling rendah terhadap kejadian kardiovaskular.

Tekanan darah tinggi menjadi faktor yang paling sering dikaitkan dengan kejadian kardiovaskular. Di Amerika Serikat dan Korea Selatan, lebih dari 93 persen individu yang mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal jantung sebelumnya memiliki hipertensi.

"Kami pikir studi ini menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa paparan terhadap satu atau lebih faktor risiko yang tidak optimal sebelum kejadian kardiovaskular hampir mencapai 100 persen," kata ahli jantung Philip Greenland dari Northwestern University.

"Tujuan kita sekarang adalah bekerja lebih keras untuk menemukan cara mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini, daripada tersesat mencari faktor lain yang sulit diobati dan bukan penyebab utama," sambungnya.

Temuan ini menantang klaim-klaim yang menyebutkan penyakit kardiovaskular yang muncul tanpa faktor risiko semakin meningkat. Ahli juga berpendapat hasil ini menunjukkan betapa pentingnya mengelola risiko kesehatan sebelum menimbulkan akibat serius yang berpotensi fatal.

Selain itu, pada penyakit jantung bawaan, upaya pencegahan yang efektif belum ditemukan hingga saat ini. Namun, pada penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan aritmia, ada beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan, antara lain:

Menjaga pola makan sehat

Mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung. Selain itu, membatasi asupan lemak jenuh, gula, dan garam juga membantu menurunkan risiko penyakit jantung serta menjaga keseimbangan tekanan darah dan kadar kolesterol.

Rutin berolahraga

Berolahraga secara teratur harus menjadi bagian dalam pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit jantung. Contohnya berjalan kaki, berlari, atau berenang. Rutin berolahraga dapat  membantu menjaga berat badan yang sehat, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi darah. 

Hindari merokok

Zat kimia dalam rokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, yang pada akhirnya memperbesar risiko penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa berhenti merokok secara signifikan dapat memperbaiki kesehatan jantung dan menurunkan risiko gangguan kardiovaskular di masa depan. 

Mengelola stres

Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan berdampak buruk pada kesehatan jantung. Untuk mengatasinya, penting melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menyenangkan guna menurunkan tingkat stres serta menjaga keseimbangan mental dan fisik.

Memeriksa kesehatan secara rutin

Pemeriksaan rutin untuk memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah sangat penting dilakukan sebagai langkah pencegahan. Deteksi dini melalui pemeriksaan tersebut membantu mengidentifikasi risiko penyakit jantung lebih awal dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.