15 October 2025

Get In Touch

Wakil Ketua DPRD Surabaya Serukan Media Sosial jadi Ruang Akuntabilitas Politik yang Sehat

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni. (Amanah/Lentera)
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera)– Di tengah maraknya polarisasi di ruang digital, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni menyerukan agar media sosial dimanfaatkan bukan sekadar berbagi aktivitas pribadi, melainkan sebagai sarana akuntabilitas dan pendidikan politik yang sehat.

“Media sosial harus menjadi jembatan akuntabilitas kinerja kepada masyarakat Surabaya,” kata Fathoni, Minggu (12/10/2025).

Menurutnya, setiap suara yang dititipkan masyarakat kepada dirinya dan Partai Golkar harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kerja politik nyata, baik dalam fungsi pengawasan, legislasi, maupun anggaran.

“Setiap kebijakan dan langkah politik perlu dikomunikasikan secara terbuka agar masyarakat tahu apa yang sedang diperjuangkan di parlemen,” tuturnya.

Fathomi menilai media sosial memiliki peran penting yang sejajar dengan media mainstream dalam menjembatani komunikasi publik. Keduanya, kata dia, menjadi kanal bagi masyarakat untuk mengetahui dan menilai kinerja wakilnya.

“Media sosial bisa menjadi jembatan komunikasi antara rakyat dengan pelayan rakyatnya. Di sana kita bisa berdialog, berdebat, sekaligus belajar bersama,” tuturnya.

Politisi yang dikenal dekat dengan warga ini juga mengaku senang menjawab langsung setiap pesan, kritik, bahkan cacian yang masuk di akun pribadinya.

“Saya termasuk pribadi yang senang menjawab langsung baik cacian maupun pujian. Karena bagi politisi, keduanya punya nilai yang sama: umpan balik dari masyarakat,” ujarnya.

Sikap reflektif itu tampak dalam unggahannya di akun Instagram @ariffathoni.official. Dalam salah satu postingan, ia menulis pesan inspiratif:

“Teruslah berjalan sesuai cita-citamu, karena orang yang tidak mengenalmu akan terus membencimu. Biarkan energi mereka habis digunakan untuk menilaimu, sementara engkau setapak demi setapak mewujudkan setiap rencana dalam hidupmu.”

Unggahan tersebut ia tutup dengan kalimat sederhana namun bermakna: “Jangan lupa tersenyum, karena itu sedekah paling sederhana untuk lingkungan sekitarmu.”

Baginya, gaya komunikasi seperti ini bukan sekadar citra, melainkan bagian dari pendidikan politik digital. Ia menilai, di era algoritma yang mudah memicu perpecahan, politisi justru harus hadir untuk menyejukkan ruang digital.

“Kita semua punya tanggung jawab moral untuk memberikan pendidikan politik melalui interaksi dua arah. Jangan biarkan media sosial menjadi jembatan disharmonisasi antar elemen bangsa,” ungkapnya. 

Melalui konsistensinya menjawab komentar, berbagi refleksi hidup, hingga menanggapi isu sosial dengan pendekatan humanis, Arif Fathoni membuktikan bahwa politik bisa tampil hangat dan membumi di dunia maya.

“Semoga ini bisa menginspirasi politisi lain untuk tidak hanya hadir di media sosial, tetapi juga benar-benar mentradisikan komunikasi dua arah agar masyarakat mendapat pencerahan,” pungkasnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

 

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.