02 October 2025

Get In Touch

Makayla Atlet Renang Kota Malang Peraih Emas dan Pemecah Rekor Porprov IX Jatim 2025

 Atlet renang Kota Malang peraih emas dan pemecah rekor cabor akuatik Porprov IX Jatim, Makayla Nadjwa Maulidya. (Santi/Lentera)
Atlet renang Kota Malang peraih emas dan pemecah rekor cabor akuatik Porprov IX Jatim, Makayla Nadjwa Maulidya. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Kisah perjalanan Makayla Nadjwa Maulidya menjadi atlet berprestasi di cabang olahraga akuatik berawal dari alasan kesehatan, sejak kecil disarankan dokter untuk rutin berenang karena menderita asma.

Tak disangka, anjuran itu justru membuka jalan baginya menuju atlet olahraga dan menghasilkan prestasi. Atlet muda ini berhasil mempersembahkan medali emas untuk Kota Malang, sekaligus memecahkan rekor di nomor 200 meter gaya kupu-kupu pada ajang Pekan Olahraga Peovinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025.

"Perasaan saya sudah pasti senang sekali," ujarnya, Rabu (1/10/2025). Gadis muda ini mengaku bahagia meski baru menerima bonus sekitar dua bulan setelah ajang usai.

Jerih payah yang terbayarkan, atas prestasi tersebut, Pemerintah Kota Malang memberikan bonus senilai Rp62.750.000 untuk Makayla. Bonus itu terdiri dari Rp52,75 juta untuk medali emas perorangan, ditambah apresiasi pemecah rekor, serta tambahan dari nomor beregu.

Remaja kelahiran Malang, 14 Maret 2008 tersebut menuturkan, sebagian besar bonus akan ditabung untuk biaya pendidikan. Sebagian lainnya digunakan untuk kebutuhan yang menunjang latihan, seperti vitamin dan perlengkapan renang. "Dan tidak lupa shodaqoh karena apa yang kita dapat sebagian ada hak orang lain yang membutuhkan," katanya.

Ia juga memiliki rencana jangka panjang, yakni membangun rumah sendiri, meski saat ini masih mencicil tanah yang akan ditempati. "Insyaallah kalau sudah cukup (uangnya) baru dibangun," ungkapnya.

Menariknya, perjalanan Makayla menuju dunia renang tidak dimulai dari ambisi meraih prestasi. Sejak kecil, ia mengaku menderita asma hingga dokter menyarankan rutin berenang sebagai terapi.

Siapa sangka, saran medis tersebut justru membuka jalan yang kemudian membawanya menjadi atlet berprestasi. "Saya menekuni renang sejak kelas 2 SD. (Yang mendorong untuk berenang) dokter, sih. Karena alasan saya berenang, dulunya karena punya asma dan dokter menganjurkan untuk rutin berenang," ungkapnya.

Lebih lanjut, Makayla menuturkan, rasa cinta terhadap olahraga ini tumbuh seiring dengan perbaikan kondisi kesehatan dan pengalaman yang ia dapat. Mulai dari bertemu teman baru lintas kota hingga kesempatan berkompetisi di tingkat provinsi.

"Nah, bingung juga ya, cintanya karena apa. Tapi mungkin saya sangat berterimakasih kepada renang. Karena dengan berenang, saya sudah gak asma lagi. Saya juga jadi sehat, juga bisa dapat banyak teman lintas kota dan provinsi, dapat bonus uang dari renang juga," tuturnya.

Disinggung terkait persiapannya di ajang Porprov IX Jatim lalu, Makayla mengaku sempat menghadapi program latihan intensif yang dijalani setiap pagi dan sore, lengkap dengan latihan fisik tambahan.

Tantangan terbesar datang ketika ia harus menurunkan berat badan sekitar lima kilogram hanya dalam waktu dua bulan sebelum kejuaraan berlangsung. Namun, disiplin dan kerja keras membuatnya mampu melewati proses tersebut dengan baik.

Ditambahkannya, momen paling berkesan datang ketika catatan waktunya di nomor 200 meter gaya kupu-kupu berhasil melampaui rekor sebelumnya. Keberhasilan itu menjadi puncak dari perjalanan panjang latihan yang melelahkan, sekaligus menjadi motivasi untuk terus mengembangkan prestasi di masa mendatang.

"Bisa pecah rekor di 200 meter gaya kupu-kupu, itu sih senang banget," pungkasnya.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.