
MALANG (Lentera) -Kota Malang seolah berubah menjadi panggung budaya dunia pada Sabtu (27/9/2025). Ribuan peserta dari dalam dan luar negeri tumpah ruah dalam peringatan dua abad Klenteng Eng An Kiong, salah satu klenteng tertua di Kota Malang.
Momen bersejarah ini tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa setempat, tetapi juga menjadi bagian dari 14 tahun World Tua Pek Kong Festival.
Perwakilan panitia, Kevin Chistian Chandra, menyebutkan kehadiran tamu dari berbagai daerah dan negara menjadi bukti kuatnya daya tarik perayaan ini. "Banyak tamu dari luar negeri yang datang khusus untuk merayakan ulang tahun ke-200 Klenteng Eng An Kiong sekaligus mengikuti World Tua Pek Kong Festival. Antusiasmenya luar biasa," ujarnya, Sabtu (27/9/2025).
Panitia memperkirakan tamu internasional yang hadir mencapai 1.300 hingga 1.500 orang. Sedangkan tamu dari dalam negeri diperkirakan mencapai 2.500 orang. Menurutnya, angka ini menambah semarak suasana perayaan.
Dari pantauan di lapangan, sejak pukul 12.00 WIB, suasana di salah satu rute kirab, yakni kawasan Balai Kota Malang, telah dipenuhi dentuman tambur, tabuhan simbal, dan gong.
Arak-arakan kirab ritual dan budaya bergerak dari halaman Klenteng Eng An Kiong, lalu melintasi sejumlah ruas jalan utama. Rute kirab dimulai dari Jalan Gatot Subroto, berlanjut ke Jalan Trunojoyo, Jalan Kertanegara, Jalan Tugu, Jalan Majapahit, Jalan Merdeka, dan kembali lagi ke Klenteng Eng An Kiong.
Kirab ritual dan budaya dalam peringatan dua abad Klenteng Eng An Kiong ini menjadi ruang pertemuan antarbudaya. Tak hanya peserta, ribuan masyarakat juga memenuhi sepanjang rute untuk menyaksikan atraksi, iring-iringan, dan ritual yang berlangsung.
Mak Co
Sementara itu, di antara peserta kirab, rombongan asal Jombang menjadi salah satu yang menarik perhatian. Mereka membawa serta Mak Co, sosok dewi laut yang sangat dihormati warga Tionghoa.
Febrina, salah satu peserta, menjelaskan kehadiran Mak Co bukan sekadar simbol, melainkan diyakini memberikan restu bagi jalannya kirab.
"Ini kami ikut parade festival Tua Pek Kong dalam rangka ulang tahunnya Klenteng Eng An Kiong yang ke-200 tahun. Kami bawa Mak Co untuk ikut jalan-jalan sepanjang rute," tutur Febrina.
Ditambahkannya, persiapan rombongannya dilakukan sekitar satu minggu. Namun, ada hal penting yang harus diperhatikan sebelum memulai kirab, yaitu kesediaan Mak Co untuk ikut serta.
"Kalau mau ikut kirab itu ditanyakan dulu, Mak Co-nya mau apa nggak. Kalau mau ya kami lancar-lancar saja kirabnya. Mau atau nggak, ada isyarat yang ditunjukan oleh Mak Co," jelasnya.
Mengutip laman tionghoa.com, sosok Tian Shang Sheng Mu, yang dikenal juga sebagai Ma Zu atau Mak Co, merupakan figur yang dipandang sebagai Dewi Laut.
Dalam tradisi Tionghoa, ia disebut Lin San Ren atau Lin Orang Yang Baik karena hidup sederhana dan gemar menolong. Mak Co diyakini sebagai penolong para pelaut serta pelindung keturunan Tionghoa di wilayah selatan dan para imigran di Asia Tenggara.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH