
SURABAYA (Lentera) - Kulit berminyak memang bisa bikin jengkel, ya, Ladies. Riasan jadi cepat pudar, wajah tampak kusam, dan jerawat pun mudah muncul. Alhasil, bukannya terlihat glowing karena sehat, justru wajah tampak mengilap akibat produksi minyak berlebih.
Sebenarnya, punya kulit berminyak itu hal yang normal. Sebum atau minyak alami di wajah berperan penting untuk menjaga kelembapan sekaligus melindungi kulit dari kerusakan. Namun, saat produksinya berlebihan, kondisi ini bisa membuat tidak nyaman dan berpotensi memicu berbagai masalah kulit.
Ternyata, kulit berminyak bukan cuma soal salah pilih skincare. Ada berbagai faktor lain yang ikut berpengaruh, mulai dari genetik, kebiasaan sehari-hari, hingga kondisi lingkungan. Simak penjelasan berikut agar kamu lebih mengerti dan bisa menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya.
Penyebab
Kulit berminyak bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam tubuh maupun dari luar. Setiap orang mungkin memiliki pemicu yang berbeda, sehingga penting untuk memahami apa yang terjadi pada kulitmu sebelum menentukan cara perawatan yang tepat.
Dengan mengetahui penyebab kulit berminyak, kamu bisa lebih mudah menyesuaikan produk perawatan maupun gaya hidup sehari-hari. Langkah ini akan membantu mengurangi produksi minyak berlebih sekaligus menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh.
Ada beberapa hal yang biasanya menjadi pemicu kulit berminyak. Enam penyebab umum yang sering terjadi antara lain faktor genetik, hormon, pola makan, stres, penggunaan produk perawatan yang tidak sesuai, serta pengaruh lingkungan sekitar.
Faktor Genetik
Kalau orang tuamu memiliki kulit berminyak, kemungkinan besar kamu juga akan mengalami hal yang sama. Faktor genetik memang punya pengaruh besar dalam menentukan jenis kulit seseorang, termasuk kecenderungan kulit menghasilkan minyak berlebih.
Meskipun kondisi ini tidak bisa diubah secara permanen, kamu tetap bisa mengelolanya dengan cara yang tepat. Pemilihan produk skincare yang sesuai menjadi langkah penting untuk membantu menyeimbangkan produksi minyak pada kulit.
Selain itu, pola makan yang sehat dan gaya hidup yang teratur juga berperan besar dalam menjaga kondisi kulit tetap stabil. Dengan perawatan yang konsisten, kulit berminyak bisa tetap terkontrol sehingga tetap terlihat sehat dan terawat.
Kelenjar Sebaceous yang Terlalu Aktif
Kelenjar sebaceous memiliki fungsi penting dalam menjaga kelembapan kulit dengan memproduksi sebum atau minyak alami. Namun, masalah bisa timbul ketika kelenjar ini bekerja terlalu aktif sehingga menghasilkan minyak berlebih. Kondisi ini sering membuat wajah tampak mengilap dan meningkatkan risiko munculnya jerawat.
Produksi minyak berlebih sebenarnya bisa dikelola dengan perawatan yang tepat. Salah satunya adalah menggunakan pembersih wajah yang oil-free agar kulit tetap bersih tanpa merangsang kelenjar sebaceous semakin aktif.
Selain itu, pemilihan skincare dengan bahan oil-control juga sangat membantu dalam menyeimbangkan produksi minyak. Dengan rutinitas perawatan yang konsisten, kulit dapat terlihat lebih segar, sehat, dan tidak mudah berjerawat.
Perubahan Hormon
Kulit berminyak sering kali dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh. Pada masa pubertas, menstruasi, kehamilan, hingga menopause, produksi hormon cenderung meningkat dan merangsang kelenjar minyak untuk bekerja lebih aktif.
Peningkatan aktivitas kelenjar minyak ini membuat wajah terasa lebih berminyak dari biasanya. Tak jarang, kondisi tersebut juga memicu munculnya jerawat hormonal yang cukup mengganggu penampilan dan kenyamanan kulit.
Selain itu, stres juga berperan dalam memengaruhi keseimbangan hormon. Saat tubuh berada di bawah tekanan, kulit bisa terlihat lebih berminyak dan rentan mengalami masalah, sehingga menjaga kesehatan mental turut penting untuk merawat kulit.
Lingkungan dan Iklim
Tinggal di daerah dengan cuaca panas dan lembap dapat membuat kulit lebih cepat berminyak. Suhu yang tinggi merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak sebum, sehingga wajah sering terasa lengket dan tampak kusam.
Kondisi ini biasanya semakin diperburuk oleh lingkungan yang berpolusi. Partikel kotoran dan debu lebih mudah menempel pada kulit berminyak, membuat pori-pori rentan tersumbat dan menimbulkan masalah kulit lainnya.
Tak heran, orang yang tinggal di wilayah tropis cenderung merasa wajahnya lebih berminyak dibandingkan mereka yang tinggal di daerah dengan iklim dingin. Perbedaan suhu dan kelembapan udara menjadi faktor penting yang memengaruhi produksi minyak pada kulit.
Skincare yang Kurang Tepat
Menggunakan produk perawatan yang terlalu keras bisa membuat kondisi kulit berminyak semakin parah. Pembersih wajah dengan kandungan agresif memang memberikan sensasi bersih, tetapi sering kali justru mengikis kelembapan alami kulit dan membuatnya terasa kering.
Saat kulit kehilangan kelembapan, kelenjar minyak akan merespons dengan memproduksi lebih banyak sebum untuk mengembalikan keseimbangan. Bukannya teratasi, kondisi ini malah membuat wajah terlihat semakin berminyak dan rentan muncul masalah kulit.
Oleh karena itu, penting memilih produk yang lembut, non-comedogenic, dan sesuai dengan kebutuhan kulitmu. Dengan perawatan yang tepat, kulit tetap bersih tanpa kehilangan kelembapan alaminya, sehingga produksi minyak dapat lebih terkontrol.
Pola Makan
Apa yang kamu makan juga berpengaruh pada kondisi kulit. Makanan berminyak, gorengan, gula berlebih, dan karbohidrat olahan bisa membuat produksi minyak di kulit meningkat. Sebaliknya, pola makan sehat kaya buah, sayur, dan protein bisa membantu menyeimbangkan kulit dari dalam. Jadi, kalau kamu ingin kulit lebih sehat dan nggak gampang berminyak, coba perhatikan menu makananmu sehari-hari.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber