
MALANG (Lentera) - Rencana revitalisasi Pasar Lawang, Kabupaten Malang pasca kebakaran 2019 lalu, yang membutuhkan anggaran Rp180 miliar terus diupayakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat dengan pengajuan pendanaan dari pemerintah pusat melalui APBN dan opsi skema pembiayaan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Nor Fuad Fauzi mengatakan pengajuan revitalisasi ke pemerintah pusat hingga saat ini masih dalam proses kajian.
"Sampai sekarang masih berproses, ya. Ini memang kami usulkan ke pusat karena memang pasca kebakaran itu butuh direvitalisasi. Kemarin terakhir (masih) di kementerian. Nah, nanti skema pembiayaannya kami masih belum tahu," ujarnya, dikutip pada Kamis (11/9/2025).
Pasar Lawang menjadi perhatian utama, karena kondisinya yang sudah tidak representatif dibanding pasar tradisional lain di Kabupaten Malang, yang jumlahnya mencapai 34 unit. Beberapa bagian pasar mengalami kerusakan parah, sehingga mendesak untuk segera direvitalisasi.
Fuad menambahkan, dengan kebutuhan anggaran yang cukup besar, Pemkab Malang tetap mengupayakan pengusulan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun menurutnya, pemerintah pusat juga menawarkan beberapa opsi skema pendanaan, antara lain pinjaman daerah dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Skema alternatif ini disiapkan sebagai cadangan apabila dana dari pusat belum mencukupi.
"Makanya sampai sekarang, masih skema pembiayaannya yang belum pasti. Ini masih dikaji oleh Pemkab Malang. Kira-kira kalau memang dana dari pusat ini belum memadai, berarti kami menggunakan skema yang lain itu," katanya.
Fuad juga menegaskan, dengan menggunakan skema pendanaan alternatif tidak akan langsung membebani pedagang melalui biaya sewa atau retribusi.
Dijelaskannya, seluruh urusan terkait pembangunan dan pengelolaan pasar, termasuk pembiayaan, fasilitas, dan administrasi, tetap menjadi tanggung jawab Pemkab Malang. Pedagang diharapkan tetap dapat beraktivitas tanpa tekanan finansial tambahan.
Lebih lanjut, Fuad juga menyebutkan, estimasi biaya revitalisasi Pasar Lawang terus meningkat seiring waktu. Berdasarkan hitungan terakhir bersama Dinas PUPR dan Kementerian Perdagangan, kebutuhan anggaran saat ini diperkirakan mencapai Rp180 miliar.
"Dulu, ya, awalnya pengajuan itu memang Rp120 miliar, kemudian berkembang menjadi Rp160 miliar, dan sampai sekarang hitungan akhir, itu masih di Rp180 miliar karena ada perubahan nilai bahan bangunan dan lainnya," jelasnya.
Sebagai informasi, kebakaran yang melanda Pasar Lawang enam tahun lalu berdampak besar bagi ratusan pedagang.
Berdasarkan data Disperindag, dari 456 pedagang yang kehilangan kios, sebanyak 148 pedagang masih berjualan di lokasi semula, 211 pedagang terpaksa direlokasi, dan 97 pedagang menempati tempat penampungan sementara berbahan galvalum.
Hasil visum bangunan juga menunjukkan struktur pasar sudah tidak layak dibangun kembali, bagian atap pasar bahkan habis dilalap api dalam kebakaran yang terjadi pada 2019.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais