05 September 2025

Get In Touch

Forum Pembauran Kebangsaan bersama Pemkot Surabaya Imbau Warga Jaga Keamanan

FPK dan Pemkot Surabaya Ajak Warga Tolak Anarkisme
FPK dan Pemkot Surabaya Ajak Warga Tolak Anarkisme

SURABAYA (Lentera)– Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau seluruh elemen masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya masing-masing. 

Hal itu disampaikan setelah maraknya aksi demonstrasi yang melibatkan pelajar, yang dikhawatirkan berpotensi disusupi oknum hingga berujung anarkis.

Ketua FPK Surabaya, Hosli Abdullah, mengatakan, Surabaya adalah kota yang majemuk dan harus dijaga bersama. FPK yang beranggotakan 27 suku dan dua etnis, seperti Bali, Minang, Batak, hingga Ambon, memiliki peran penting dalam menjaga persatuan dan menolak tindakan merusak.

“Kami mengimbau kepada seluruh warga agar menjaga lingkungan sekitar dan mengawasi putra-putri kita supaya tidak ikut demo yang berpotensi menimbulkan kerusuhan. Kita harus cegah agar aksi tidak berubah menjadi perusakan atau penjarahan,” kata Hosli, Senin (1/9/2025).

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Surabaya, M Fikser, menekankan pentingnya kepedulian warga. Ia mengajak masyarakat menolak segala bentuk anarkisme, premanisme, dan pelanggaran hukum.

“Surabaya adalah Kota Pahlawan, kota dengan semangat gotong royong. Mari kita jaga kampung kita masing-masing. Setiap lingkungan harus menjadi benteng pertama menjaga kondusivitas,” tegas Fikser.

Fikser juga mendorong penguatan Pengamanan Swakarsa (PAM Swakarasa) berbasis lingkungan dengan melibatkan RT/RW, pemuda, dan tokoh masyarakat. Menurutnya, keamanan tidak boleh sepenuhnya bergantung pada aparat, tetapi juga tumbuh dari solidaritas warga.

Selain itu, ia menyoroti peran keluarga, khususnya orangtua, dalam mengawasi anak-anak mereka yang masih SMA dan SMK.

“Orangtua harus memastikan anak-anak tidak ikut kegiatan yang merugikan. Kepedulian keluarga adalah kunci mencegah generasi muda terseret aksi yang menimbulkan keresahan,” ujarnya.

Tal hanya itu, ia juga mengajak seluruh organisasi masyarakat (ormas), LSM, komunitas, serta ormas keagamaan dan budaya untuk bersatu menjaga kondusivitas. Ia menegaskan bahwa Surabaya adalah rumah bersama tanpa memandang asal-usul, agama, bahasa, atau status sosial.

“Semangat kebhinekaan adalah kekuatan utama kita untuk membangun Surabaya yang maju, humanis, dan berkeadilan. Mari perkuat dialog, kolaborasi, dan gotong royong agar kota ini tetap aman, nyaman, dan ramah bagi semua,” tutupnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lenterasemarang.com.
Lenterasemarang.com.