SURABAYA (LenteraSemarang) ,- Aksi penistaan agama kembali dilakukan seorang pria asal Swedia-Irak, Salwan Momika. Setelah membakar Al-Quran, pria itu menginjak-injak Al-Quran di depan Kedutaan Irak di Stockholm.
Mengutip Times of Israel seperti yang ditulis cnbcIndonesia, Sabtu (22/7/2023) mengatakan bahwa pria 37 tahun itu menginjak-injak dan menendang Al-Quran. Namun, Ia meninggalkan aksi tanpa membakar kitab suci tersebut seperti yang ia lakukan sebulan lalu.
Aksi ini pun mengundang reaksi panas dari Irak. Pemerintah Baghdad pun telah mengusir seluruh diplomat Swedia dari negara itu akibat aksi Salwan yang disebut mendapatkan izin dari otoritas Kepolisian Stockholm.
“Keputusan itu dipicu oleh izin berulang kali dari pemerintah Swedia untuk membakar Al-Quran, menghina kesucian Islam dan membakar bendera Irak,” ujar keterangan tertulis Perdana Menteri Mohamed Shia al-Sudani.
Salwan bernama lengkap Salwan Sabah Matti Momika. Ia merupakan pengungsi Irak yang bermigrasi ke Swedia sekitar lima tahun lalu.
Pria itu melarikan diri dari Irak ke Swedia beberapa tahun lalu dan tinggal di kota Järna di Södertälje, Stockholm County. Salwan hingga kini masih warga negara Irak.
Pada Hari Raya Idul Adha 28 Juni lalu, Salwan menggunakan izin yang telah disetujui sebelumnya dari pejabat kota Stockholm untuk membakar halaman-halaman Al-Qur’an di luar masjid pusat kota.
“Demonstrasi saya akan berlangsung pada hari pertama Idul Adha. Demonstrasi saya akan dilakukan di depan masjid besar di Stockholm di mana saya akan membakar Al-Quran,” katanya dalam sebuah video sebelum pembakaran dimuat Shafaq.com.
“Orang yang saya cintai, yang tinggal di Stockholm, dan ingin berpartisipasi dalam demonstrasi, dan berkontribusi baik secara finansial maupun emosional, informasi saya ada di bawah,” tambahnya di video diakhiri dengan ciuman. “Ini adalah demokrasi. Ini berbahaya jika mereka memberitahu kita bahwa kita tidak bisa melakukan ini,” katanya.
Aksi itu menimbulkan sejumlah reaksi dari negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS), Yordania, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Mereka menyatakan rasa marah akibat serangkaian pembakaran Alquran yang terus berlanjut di negeri itu.
Reaksi juga muncul di Turki, negara anggota NATO yang telah menghalangi tawaran Swedia ke pakta pertahanan itu. Menteri luar negeri Turki Hakan Fidan mengutuk protes dan menyebutnya sebagai ‘tindakan keji’. Ia menegaskan hal tersebut bukan kebebasan berekspresi. (*)
Editor : Lutfiyu Handi